JAKARTA—Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dari Pulau Jawa merupakan debitor paling besar mengakses pembiayaan atau permodalan yang bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir, hingga April 2013 tercatat sekitar Rp1,8 triliun.
Pulau Sulawesi menjadi debitor pengakses terbesar kedua yang mengandalkan pembiayaan usahanya dari Lembaga Pengeloal Dana Bergulir (LPDB). Operasional lembaga itu di bawah koordinasi Kementerian Koperasi dan UKM.
Adapun peringkat terbesar ketiga pulau yang berhasil mengakses dana LPDB adalah Sumatra senilai Rp309,5 miliar. Kemudian, Pulau Bali, NTT, dan NTB sebesar Rp193,3 milliar, dan Pulau Kalimantan sebesar Rp159,5 miliar.
Pulau Sulawesi menjadi debitor pengakses terbesar kedua yang mengandalkan pembiayaan usahanya dari Lembaga Pengeloal Dana Bergulir (LPDB). Operasional lembaga itu di bawah koordinasi Kementerian Koperasi dan UKM.
Adapun peringkat terbesar ketiga pulau yang berhasil mengakses dana LPDB adalah Sumatra senilai Rp309,5 miliar. Kemudian, Pulau Bali, NTT, dan NTB sebesar Rp193,3 milliar, dan Pulau Kalimantan sebesar Rp159,5 miliar.
”Saat ini operasional kami telah mencapai ke-33 provinsi untuk memberi pelayanan berupa pinjaman atau pembiayaan secara profesional dan merata, mudah diakses, murah bunganya serta pelayanan cepat,” ujar Direktur Utama LPBD Kemas Daniel kepada Bisnis, Rabu (3/7).
Pencapaian tersebut sesuai dengan misi LPDB untuk mewujudkan kualitas layanan, sehingga pelaku sektor riil mampu mengelola dan mengembangkan usahanya. Karena itu layanan yang diberikan mengacu pada 4C, yakni costumer focus, clean, confidence, dan capability.
Jumlah UMKM yang telah berhasil memanfaatkan dana LPDB tercatat sekitar 109.157 unit. Jumlah itu dilayani melalui mitra kerja, yakni koperasi lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank juga tercatat sebagai mitra penyalur. Totalnya mencapai 2.059 unit.
Untuk lebih mengoptimalkan kemampuan koperasi sebagai mitra penyalur maupun kemampuan UMKM memanfaatkan dana bergulir, LPDB menjalin kerja sama dengan 6 perguruan tinggi untnuk mengembangkan kapasitas mereka.
Lima dari enam perguruan tinggi itu adalah Universitas Brawijaya (Malang), Universitas Negeri Hasanuddin (Makassar) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Jakarta), UIN Sunan Gunung Jati (Cirebon).
Hingga Mei 2013, total dana yang tersalur tercatat sebesar Rp3,3 triliun. LPDB menyalurkan pembiayaan kepada UMKM sejak 2008, ketika itu penyaluran hanya mencapai Rp35, 1 miliar. Selanjutnya terus meningkat dan pada 2012 mencapai Rp1,1 triliun.
”Pada tahun ini kami memiliki beberapa program prioritas yang masih terkait dengan peningkatan penyaluran pembiayaan. Yakni, pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan, kerja sama dengan perbankan, pembiayaan langsung ke UMKM melalui Bank Perkreditan Rakyat, dan melanjutkan program repeater.”
Sumber : Bisnis Indonesia Online
Pencapaian tersebut sesuai dengan misi LPDB untuk mewujudkan kualitas layanan, sehingga pelaku sektor riil mampu mengelola dan mengembangkan usahanya. Karena itu layanan yang diberikan mengacu pada 4C, yakni costumer focus, clean, confidence, dan capability.
Jumlah UMKM yang telah berhasil memanfaatkan dana LPDB tercatat sekitar 109.157 unit. Jumlah itu dilayani melalui mitra kerja, yakni koperasi lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank juga tercatat sebagai mitra penyalur. Totalnya mencapai 2.059 unit.
Untuk lebih mengoptimalkan kemampuan koperasi sebagai mitra penyalur maupun kemampuan UMKM memanfaatkan dana bergulir, LPDB menjalin kerja sama dengan 6 perguruan tinggi untnuk mengembangkan kapasitas mereka.
Lima dari enam perguruan tinggi itu adalah Universitas Brawijaya (Malang), Universitas Negeri Hasanuddin (Makassar) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Jakarta), UIN Sunan Gunung Jati (Cirebon).
Hingga Mei 2013, total dana yang tersalur tercatat sebesar Rp3,3 triliun. LPDB menyalurkan pembiayaan kepada UMKM sejak 2008, ketika itu penyaluran hanya mencapai Rp35, 1 miliar. Selanjutnya terus meningkat dan pada 2012 mencapai Rp1,1 triliun.
”Pada tahun ini kami memiliki beberapa program prioritas yang masih terkait dengan peningkatan penyaluran pembiayaan. Yakni, pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan, kerja sama dengan perbankan, pembiayaan langsung ke UMKM melalui Bank Perkreditan Rakyat, dan melanjutkan program repeater.”
Sumber : Bisnis Indonesia Online