Kebumen- Pertumbuhan usaha simpan pinjam makin pesat. Ini terlihat dari aset 17 Baitulmal Wattamwil (BMT) yang telah membentuk asosiasi mencapai 40 milyar. Adapun jumlah anggota binaannya mencapai 10.000 nasabah.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Djoko Soetrisno ST MM didampingi Sekretaris asosiasi BMT, H Ahmad Sugandi SE pada rapat koordinasi pemberdayaan Koperasi di Hotel Candisari, Rabu(23/5)
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Djoko Soetrisno ST MM didampingi Sekretaris asosiasi BMT, H Ahmad Sugandi SE pada rapat koordinasi pemberdayaan Koperasi di Hotel Candisari, Rabu(23/5)
Menurut Djoko, salah satu kelebihan BMT yang menjadi tulang punggung gerakan koperasi adalah kemudahan dalam persyaratan simpan pinjam. Yakni tidak berbelit-belit dan lebih cepat. Selain itu dalam persyartan kredit lebih mudah dan bisa menjangkau kepada pengusaha mikro dan kecil melalui kredit murah atau bunga rendah.
Pihaknya terus mendorong agar BMT mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui lembaga pengelolaan dana bergulir (LPDP) yang dikeluarkan Kementrian Koperasi dan UKM. Pada 2010 BMT umat Sejahtera mendapat bantuan Rp 400juta. Tahun ini, BMT tersebut masih akan menerima bantuan sekitar Rp. 1 Milyar. BMT Alfa Nusa di Jalan Kol Sugiono juga telah menerima dana bergulir Rp 500 juta. Sebelumnya, BMT al Iksan mendapat dana bergulir Rp 200 juta, Primkopti menerima Rp. 200 juta, Arta Mulia Insani Gombong mendapatkan Rp 300juta.
Pembinaan
Disisi lain, Djoko menjelaskan, sampai saat ini di Kebumen ada 488 Koperasi. Namun yang telah dinilai atau mendapatkan sertifikat 150 koperasi. Dari 150 koperasi itu, delapan diantaranya dinyatakan sebagai kopoerasi sehat, dua tidak sehat, dan 140 cukup sehat. Menurut dia, pada umumnya koperasi yang sehat dan maju adalah yang anggotanya PNs seperti PKPRI dan KPRI. "Namun kedepan akan didorong agar semua koperasi semakin maju, baik dari sisi permodalan, unit usaha, simpan pinjam serta mekanisme kerja" katanya.
Dalam pesan kepada gerakan koperasi, Djoko mengharapkan kepada para aktifis dan pengelola koperasi untuk memanfaatkan perkembangan ilmu dan tehnologi informasi, diharapkan pengeloala koperasi mampu menangkap peluang usaha tersebut (B3-53).
SUMBER: http://www.kebumenkab.go.id/index.php?module=news&func=display&sid=2056
Pihaknya terus mendorong agar BMT mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui lembaga pengelolaan dana bergulir (LPDP) yang dikeluarkan Kementrian Koperasi dan UKM. Pada 2010 BMT umat Sejahtera mendapat bantuan Rp 400juta. Tahun ini, BMT tersebut masih akan menerima bantuan sekitar Rp. 1 Milyar. BMT Alfa Nusa di Jalan Kol Sugiono juga telah menerima dana bergulir Rp 500 juta. Sebelumnya, BMT al Iksan mendapat dana bergulir Rp 200 juta, Primkopti menerima Rp. 200 juta, Arta Mulia Insani Gombong mendapatkan Rp 300juta.
Pembinaan
Disisi lain, Djoko menjelaskan, sampai saat ini di Kebumen ada 488 Koperasi. Namun yang telah dinilai atau mendapatkan sertifikat 150 koperasi. Dari 150 koperasi itu, delapan diantaranya dinyatakan sebagai kopoerasi sehat, dua tidak sehat, dan 140 cukup sehat. Menurut dia, pada umumnya koperasi yang sehat dan maju adalah yang anggotanya PNs seperti PKPRI dan KPRI. "Namun kedepan akan didorong agar semua koperasi semakin maju, baik dari sisi permodalan, unit usaha, simpan pinjam serta mekanisme kerja" katanya.
Dalam pesan kepada gerakan koperasi, Djoko mengharapkan kepada para aktifis dan pengelola koperasi untuk memanfaatkan perkembangan ilmu dan tehnologi informasi, diharapkan pengeloala koperasi mampu menangkap peluang usaha tersebut (B3-53).
SUMBER: http://www.kebumenkab.go.id/index.php?module=news&func=display&sid=2056